Khamis, 19 Januari 2017

ISTIGHFAR

Imam Ahmad bin Hambal Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hambali. Dimasa akhir hidupnya beliau bercerita;

Suatu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tahu kenapa ingin sekali pergi sebuah kota di Iraq. Padahal tidak ada janji dengan orang di sana dan tidak ada keperluan.

Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita;
Begitu tiba di sana waktu Isya', saya ikut solat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin berehat.

Begitu selesai solat dan jamaah pulang, imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba siak masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya; "Kamu buat di sini?".
Siak tidak tahu kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya.

Di Iraq, semua orang kenal siapa imam Ahmad, seorang ulama besar & ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat soleh & zuhud. Zaman tersebut tidak ada gambar sehingga orang tidak tahu wajahnya, cuma namanya sudah terkenal.

Imam Ahmad menjawab,  "Saya ingin berehat, saya musafir."
Kata siak, "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid."

Imam Ahmad bercerita,
"Saya diarah oleh siak itu keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, dikuncinya pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di anjung masjid."

Ketika sudah berbaring di anjung masjid, siaknya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Buat apa lagi syeikh?" Kata siak.
"Mahu tidur, saya musafir" kata imam Ahmad.

Lalu siak berkata;
"Di dalam masjid tidak boleh, di anjung masjid juga tak boleh." Imam Ahmad diarah keluar. Imam Ahmad bercerita, "saya didorong-dorong sampai kejalanan."

Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat & menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adunan, sambil melihat kejadian imam Ahmad didorong-dorong oleh siak tadi.

Ketika imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh; "Mari syaikh, anda boleh menginap di tempat saya, meskipun kecil."

Kata imam Ahmad, "Baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yg sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya memberitahu ia adalah musafir).

Penjual roti ini ada tabiat khas, kalau imam Ahmad mengajak bicara, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adunan roti sambil *(terus-menerus)* melafalkan *ISTIGHFAR.* _"Astaghfirullah"_

Ketika membubuh garam, _astaghfirullah_, memecah telur_astaghfirullah_ ,  mencampur gandum _astaghfirullah_ . Dia senantiasa mengucapkan _istighfar_.  Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad terus menerus memerhatinya.

Lalu imam Ahmad bertanya, _"sudah berapa lama kamu lakukan ini?"_

Orang itu menjawab;
"Sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan."

Imam Ahmad bertanya;
"Apa hasil dari perbuatanmu ini?"

Orang itu menjawab;
"(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat/keinginan yg saya minta, kecuali PASTI dikabulkan Allah. semua yg saya minta ya Allah...., langsung diwujudkan."

Rasulullah
صلى الله عليه وسلم
pernah bersabda;

"Siapa yg menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yg tidak disangka-sangkanya."

Lalu orang itu melanjutkan, "Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yg belum Allah beri."

Imam Ahmad penasaran lantas bertanya;
"Apa itu?"

Kata pembuat roti;
"Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad."

Seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar..!  *Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan - sampai diusir oleh siak masjid - sampai ke jalanan ternyata kerana ISTIGHFARMU."*

Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yg didepannya adalah Imam Ahmad bin Hambal.

Ia pun langsung memeluk & mencium tangan Imam Ahmad.

(SUMBER: Kitab Manakib Imam Ahmad)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Kisah wanita dan Rasulullah

Suatu hari ada wanita muslimah datang ke Pasar Bani Qainuqa’ untuk suatu keperluan yang ia perlukan. Ia menghampiri salah satu pedagang Yahu...